Selasa, 29 Maret 2011

Ungkapan Rasa Syukur Warga Atas Pembangunan

Luar biasa!! Ribuan masyarakat Kecamatan Plakat Tinggi khususnya warga Desa Sidorahayu terlihat antusias mengikuti rangkaian kegiatan peringatan 31 Tahun kedatangan warga transmigrasi ke Kecamatan Plakat Tinggi, Selasa (15/3). Kegiatan tersebut sekaligus pencanangan Kecamatan Plakat Tinggi sebagai Kecamatan Pariwisata oleh Bupati Musi Banyuasin H. Pahri Azhari. Kegiatan Festival diawali dengan kirab Sedekah Bumi. Kirab Sedekah Bumi ini merupakan bentuk ungkapan rasa syukur warga Plakat Tinggi atas berkah hasil bumi serta pesatnya pembangunan di Kecamatan Plakat Tinggi. 

Infrastruktur jalan dan air bersih dibangun dengan baik di kecamatan ini. Peresmian Plakat Tinggi sebagai kecamatan pariwisata akan dilakukan oleh tiga menteri yaitu Menko Perekonomian, Menteri Kehutanan, serta Menteri Hukum dan HAM pada 20 Maret mendatang.

Pada kirab Sedekah Bumi tersebut Bupati Muba H. Pahri Azhari didampingi Hj. Lucianty Pahri menaiki kereta kencana yang ditarik seekor kuda. Festival Seni Budaya Kecamatan Plakat Tinggi dihadiri oleh Sultan Mahmud Badaruddin III Prabu Diradja, Ketua DPW PAN Sumsel Iskandar SE, Anggota DPRD Muba, perwakilan ormas, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, tookoh masyarakat, serta ribuan warga KEcamatan Plakat Tinggi

Menurut Bambang Karyanto, tokoh masyarakat Kecamatan Plakat Tinggi yang juga anggota DPRD Muba, kegiatan ini positif untuk menggali khasanah seni budaya di Muba. “Kecamatan Plakat Tinggi memiliki beragam suku dan seni budaya. Keragaman ini merupakan potensi yang harus digali dan dilestarikan, dan merupakan potensi bagi pengembangan pariwisata di Musi Banyuasin,” imbuhnya.

Senada dikemukakan, Ketua Adat suku Bali Wayan Satre. Menurutnya, Muba merupakan miniatur Indonesia, terdiri dari berbagai etnis/suku dengan keragaman budaya yang menarik, serta patut dikembangkan dan dipromosikan. Meski terdiri berbagai agama, masyarakat Plakat Tinggi sangat menjunjung persatuan dan kesatuan bangsa.


Camat Plakat Tinggi Dicky Meiriando, SSTP, MH menjelaskan, kirab Sedekah Bumi ini merupakan wujud syukur masyarakat terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkah hasil bumi yang berlimpah. Kirab ini sekaligus memohon perlindungan dari segala bahaya, serta perwujudan rasa syukur terhadap pembangunan Kecamatan Plakat Tinggi yang kian meningkat.

Pembangunan di Kecamatan Plakat Tinggi merupakan komitmen Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, memeratakan pembangunan hingga ke pelosok desa. Pada 2011 Kecamatan Plakat Tinggi mendapat alokasi dana pembangunan sebesar Rp 44 Miliar. 

“Alokasi dana pembangunan untuk Kecamatan Plakat Tinggi mengalami peningkatan yang luar biasa di bawah kepemimpinan H Pahri Azhari. Pada 2010 anggaran pembangunan untuk kecamatan ini sebesar Rp 19 miliar dan akan terus meningkat di tahun berikutnya,” ujarnya.

Dicky menambahkan, Kecamatan Plakat Tinggi dengan berbagai potensi seni budaya yang dimiliki layak dijadikan sebagai kecamatan pariwisata.  Seni budaya serta keragaman yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan keseharian warga, akan terus dilestarikan dan dibina untuk mendukung daerah pariwisata Musi Banyuasin.

Bupati Musi Banyuasin H. Pahri Azhari menyambut baik pelaksanaan Festival Seni Budaya Kecamatan Plakat Tinggi tersebut. Menurutnya, kegiatan tersebut harus dilestarikan dan dijadikan agenda rutin tahunan. Menurutnya, masyarakat Muba terdiri dari beragam suku, agama, etnis, ras, yang merupakan satu kesatuan.

Dia mengatakan, Kecamatan Plakat Tinggi  dulunya merupakan kecamatan tertinggal. Namun, kini kondisinya sudah jauh berbeda. Plakat Tinggi telah menjelma menjadi kecamatan yang maju, bahkan dapat menjadi yang terdepan di Muba.

“Pemerataan infrastrutur ke pelosok desa hingga ke talang-talang menjadi prioritas pembangunan yang dilaksanakan pemerintah Muba sekarang. Pembangunan infrastruktur yang bersentuhan langsung dengan masyarakat jauh lebih penting, daripada pembangunan proyek mercusuar yang hanya dirasakan segelintir orang,” tambah Pahri.

Dia mengatakan, Muba menjadi satu-satunya daerah di Sumsel yang APBD-nya mampu menembus lebih dari Rp 2 triliun. Dana APBD yang besar tersebut, menurut H Pahri Azhari, akan mengangkat harkat martabat masyarakat Muba menjadi jauh lebih baik.

Pada kesempatan tersebut, H Pahri Azhari menyerahkan mobil ambulans untuk kendaraan operasional Puskesmas Kecamatan Plakat Tinggi. Bupati Muba juga secara simbolis melakukan meresmikan pencanangan Plakat Tinggi sebagai Kecamatan Pariwisata Musi Banyuasin.


Kombinasi Pupuk Anorganik dan Pupuk Organik dalam Memupuk Kebun Sawit,


Permintaan dan harga CPO (Crude Palm Oil) salah satunya seiring dengan meningkatnya harga minyak mentah, menjadikan CPO pilihan untuk bahan baku pembuatan bio energi ( bio ethanol), disamping adanya permintaan konvensional untuk produk turunan ( derivatif) lainnya ( sabun, kosmetik, minyak goreng). Dengan demikian, peluang peningkatan produksi melalui perluasan kebun, peningkatan produktivitas dan peningkatan industri pengolahan kelapa sawit (PKS) masih prospektif untuk memenuhi pasar dalam dan luar negeri.

Diketahui, kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis (15° LU - 15° LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dpl (dari permukaan laut) dengan kelembaban 80-90%. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau, atau memiliki drainase kebun yang bagus. Pola curah hujan tahunan memperngaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit, ketika musim kering panjang dan tidak memiliki cadangan air, produksi tandan buah (TBS) bisa turun secara nyata atau petani menyebutnya sebagai keadaan trek

Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas kebun sawit secara berkelanjutan adalah meningkatkan produksi melalui pemupukan kombinasi pupuk majemuk  tablet (anorganik) disertai memperbaiki kondisi lahan dengan pemberian pupuk organik kompos, atau dengan cara pemupukan terpadu. Penggunaan pupuk organik akan berdampak tidak saja dapat meningkatkan kadar hara tanah dan produktivitas tanaman, juga mengendalikan serangan nematode parasit, memberikan tanah kemampuan menyimpan air saat intensitas hujan tinggi dan menggunakannya saat musim kering, serta menumbuhkan mikrobial organisme di sekitar perakaran yang umumnya sudah mengeras akibat penggunaan pupuk kimia ditabur di sekitar piringan dalam waktu lama.
Pupuk organik kompos dapat dibuat sendiri dari bahan berupa limbah pertanian ( sisa sisa tanaman), limbah peternakan, limbah tandan kosong (tangkos) maupun limbah industri pertanian.lainnya Aplikasi organik kompos dengan dimasukkan kedalam parit ( rorak), berukuran ( 100x40x40 cm) pada jarak 2-3 m dari pokok tanaman atau di pasar mati kebun sawit. Kompos akan membantu kodisi lahan yang disukai tanaman sawit antara lain banyak mengandung humus, berdrainase baik dan mampu menyimpan air serta mengeluarkannya saat musim kering (permeable). Penggunaan cara pemupukan terpadu ( penggabungan pupuk organik dan anorganik) akan menaikan produktivitasnya yang kini di kebun petani umumnya  pada kisaran  15 ton TBS / ha/ thn guna mencapai potensi hasil sesuai genetisnya diatas 25 ton TBS/ ha/ thn.
Meningkatnya permintaan pupuk organik kompos dari Sumatera, wilayah sentra perkebunan sawit, setelah melakukan uji coba pemanfaatan pupuk kompos di perkebunan sawit di  Lintas Timur Riau, menunjukan pada uji coba tersebut berhasil meningkatkan tangkapan air dan selanjutnya meningkatkan produksi sawit di saat kebun sawit alami defisit air.  Uji coba dilakukan pada tahun lalu di lahan perkebunan sawit di Lintas Timur Pekanbaru seluas seratusan hektar.   Tanpa perbaikan struktur tanah, saat beberapa bulan setelah  memasuki musim kering (kemarau), produktivitas kebun sawit umumya turun hingga tujuh puluh persen. Hal itu karena pohon sawit membutuhkan banyak air, sementara cadangan air tanpa asupan kompos di kebun mengalami defisit setelah beberapa bulan musim kering. Setiap harinya kurang lebih membutuhkan lima belas liter air per pohon per hari, sementara musim kemarau bisa berlangsung selama tiga bulan.
Berbeda dengan kebun sawit yang menggunakan kompos, disamping pupuk tablet yang dibenamkan , hasilnya saat musim kemarau tiba, penurunan produksi bisa ditekan dari tujuh puluh persen menjadi tinggal dua puluh persen saja. Jika menuhi kebutuhan kompos perkebunan dari sumber produksi kompos ( kini banyak terdapat di pulau Jawa), dinilai memakan biaya tinggi. Jalan keluarnya,  petani dan pekebun sawit membuat sendiri komposnya, dengan teknologi mesin yang  mampu mengolah material organik secara cepat, higienis dan efisien, misalnya penggunaan Rotary Kiln.

SUMBER DAYA MANUSIA

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.

Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.

Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Inti dari ilmu-ilmu pertanian adalah biologi dan ekonomi. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanah, meteorologi, permesinan pertanian, biokimia, dan statistika, juga dipelajari dalam pertanian. Usaha tani (farming) adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku budidaya hewan ternak (livestock) secara khusus disebut sebagai peternak.

Senin, 28 Maret 2011

VARIETAS BIBIT SAWIT BARU

MEDAN: Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan menghasilkan varietas bibit sawit baru bernama PPKS 540 yang mampu menghasilan tandan buah segar (TBS) 40 ton/hektare/tahun atau minyak sawit mentah antara 8 ton-10 ton per hektare per tahun.

Kepala Bidang Penelitian PPKS Medan Edy Sigit Sutarta membenarkan bahwa PPKS sudah mampu menghasilkan varietas baru dengan TBS yang lebih besar dan minyak sawit yang lebih banyak.

“Kami mampu menghasilkan varietas PPKS 540 sebanyak tiga juta kecambah per tahun karena pohon induk yang menjadi sumber kecambah relatif masih sedikit,” ujarnya kepada wartawan seusai membuka Palm oil education care (Poec) 2011 di Medan hari ini.

Menurut dia, selama ini ada sembilan varietas kecambah kelapa sawit yang diproduksi PPKS dengan potensi produksi sekitar 50 juta kecambah per tahun. PPKS, lanjutnya, merupakan penghasil kecambah terbesar di dunia dan mampu memenuhi permintaan ekspos dari luar.

Masalahnya, kata dia, kecambah yang selama ini dihasilkan belum ada yang secara riil mampu menghasilkan TBS sebesar 40 ton per tahun per hektare. “Varietas baru ini suah diluncurkan tahun lalu dan mampu tumbuh baik di Indonesia,” tuturnya.


Tahun ini, kata dia, PPKS menargetkan produksi kecambah sekitar 36 juta butir yang dapat dijual kepada pekebun yang baru buka dan melakukan tanam ulang. Cuma saja, kata dia, kecambah sawit yang dihasilkan PPKS harus dipesan lebih dulu atau jangan melakukan permintaan secara mendadak karena semua harus diproses sesuai standar.

“Kecambah tidak bisa ditahan lama karena akan tumbuh lebih cepat,” tuturnya.

SBY DUKUNG USAHA KELAPA SAWIT LESTARI

JAKARTA - Sekretaris Kabinet (Seskab), Dipo Alam, menyatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sangat mendukung kegiatan usaha kelapa sawit yang lestari.

"Presiden SBY sangat mendukung kegiatan usaha kelapa sawit yang lestari," kata Seskab, Dipo Alam di Jakarta, sore ini.

Menurut Dipo, Presiden menyatakan bahwa dirinya selalu membela kepentingan pengusaha dan industri nasional, termasuk usaha kelapa sawit yang kerap mendapat kritik dari kalangan lembaga swadaya masyarakat (LSM) internasional terkait tudingan dampak negatif perkebunan kelapa sawit terhadap lingkungan.

Selain mendukung usaha kelapa sawit lestari, Presiden juga mengharapkan GAPKI dapat menertibkan para anggotanya yang melanggar berbagai peraturan termasuk peraturan di bidang lingkungan.

"Presiden juga meminta kepada GAPKI dapat melakukan langkah-langkah peningkatan produksi dan produktivitas kelapa sawit, serta penegakan aspek compliance kepada para anggotanya," imbuh Dipo.

Sementara, terkait masalah tata ruang, Presiden mengarahkan agar aspek hubungan pusat dan daerah, pertumbuhan serta aspek lainnya menjadi perhatian GAPKI. Presiden juga memberikan arahan agar GAPKI memperhatikan Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025.

Sedangkan untuk permasalahan PPN produk primer dan mekanisme restitusi impor, Presiden SBY sangat memahami keberatan GAPKI sehingga masukan-masukan GAPKI akan menjadi pertimbangan dalam perbaikan regulasi perpajakan.

"Yang terpenting, yang harus diperhatikan adalah masalah compliance dalam pembayaran pajak secara tepat waktu. Jika ini bisa berjalan dengan baik, maka kegiatan usaha kelapa sawit lestari bisa dipastikan dapat berjalan dengan lancar juga," tandasnya.

ANATOMI KEMISKINAN DI INDONESIA

Burhan. Entah mengapa ulasan-ulasan mengenai kemiskinan di berbagai mass media dan di forum-forum ilmiah tidak terlalu gencar. Mungkin publik serta pengambil keputusan di kalangan Pemerintahan menganggap kemiskinan sebagai masalah klasik dan pembahasan mengenai kemiskinan akan berputar-putar dalam suatu siklus yang tidak berujung pangkal. Padahal masalah kemiskinan adalah masalah kemanusiaan yang mendasar dan tidak sekedar masalah moral. Dampak yang ditimbulkan oleh kemiskinan sungguh dahsyat. Dan tidak jarang kemiskinan merenggut segala-galanya dari manusia termasuk harga diri seseorang.
Ada dua bahan kajian yang sungguh kaya dengan data dan informasi seputar kemiskinan di Indonesia yang dikeluarkan oleh Badan-badan resmi, Bappenas dan Biro Pusat Statistik (BPS). Bappenas mengeluarkan peta kemiskinan di Indonesia tahun 2003 dan BPS mengeluarkan pula kajian tentang data dan informasi kemiskinan tahun 2003. Inilah data dan informasi yang paling mutakhir yang seharusnya dapat dijadikan acuan utama dalam menganalisa kemiskinan di Indonesia. Peta kemiskinan yang dikeluarkan oleh Bappenas memberikan gambaran yang cukup akurat tentang perspektif kemiskinan, diagnosa tentang kemiskinan, tetapi sayangnya, tidak diikuti dengan berbagai terapi yang ditawarkan untuk mengurangi armada orang miskin. BPS tentu hanya mencatat dan mensistemasikan data dan informasi kemiskinan. Data dan informasi ini sungguh sangat membantu dalam merumuskan kebijakan ke depan untuk mengentaskan kemiskinan. Tetapi sayangnya, seperti biasa, kajian-kajian yang berharga serta diolah cukup apik, layak dipercaya, dikerjakan oleh tenaga-tenaga terampil serta memakan biaya yang cukup besar, tidak ditindak lanjuti secepatnya. Bahkan terasa bahan-bahan yang berharga ini hampir tidak disosialisasikan ke masyarakat, kecuali BPS yang menggelar konferensi pers serta mempublikasikan temuannya mengenai kemiskinan serta angka-angka pengangguran di Indonesia beberapa waktu yang lalu. Kemiskinan merupakan ketidak mampuan seseorang, suatu keluarga atau sekelompok masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, baik pangan maupun non-pangan, khususnya pendidikan dasar, kesehatan dasar, perumahan dan kebutuhan transportasi. Ketidak mampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar inilah yang biasa disebut dengan kemiskinan absolut. Jadi di sini kita tidak menjamah isu sekitar ketimpangan dalam pembagian pendapatan atau kemiskinan relatif.
Bagi para pembaca yang suka menonton film, ada suatu tontonan film yang menggambarkan dahsyatnya kemiskinan serta akibat-akibat yang ditimbulkannya. Film itu berjudul "City of Joy". Film ini mendemonstrasikan secara kasat mata keparahan kehidupan sosial ekonomi yang diakibatkan oleh lingkaran kemiskinan. Film ini mengisahkan keluarga-keluarga miskin yang sungguh merana hidupnya disalah satu kota terpadat di dunia, yaitu Calcutta, India. Di sana digambarkan bagaimana orang-orang tua yang ringkih dan berpenyakit tuberculosis harus menarik riksaw, bagaikan kuda beban untuk sekedar menyambung hidup. Dan bagaimana perlakukuan buruk dari para pemilik riksaw yang tidak mengenal belas kasihan terhadap kaum papa ini. Dan kaum dhuafa ini harus menyerah karena tidak ada pilihan lain untuk sekedar menyambung hidupnya. Dalam film ini digambarkan pula tempat-tempat yang sangat kumuh dan tempat-tempat yang dipadati pekerja seks, wanita-wanita yang terpaksa menjual harga dirinya karena dicekik oleh kemiskinan. Keadaan kemiskinan di Indonesia tidak separah di India, meskipun dalam waktu 10 tahun terakhir ini, berkat ekonominya yang semakin terbuka, India menunjukkan hasil yang lumayan untuk mengurangi kemiskinan. Ada satu survei lapangan yang dikerjakan oleh Tim Pemantau Kemiskinan Departemen Keuangan belum lama berselang. Lokasi yang diambil adalah di Desa Tempel, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu. Masyarakat miskin di desa itu menggantungkan sumber hidupnya sebagai buruh tani. Pada saat panen, mereka bekerja sebagai buruh tani pada orang yang sedang memanen gabahnya. Apabila kerja memanen telah usai mereka akan melakukan apa yang dikenal dengan "ngoreh dami". Ngoreh dami, mengorek-korek jerami bekas lalu dibanting-banting untuk mencari sisa gabah. Lebih dari itu, mereka juga melakukan apa yang dikenal dengan "remi", membanting ulang jerami yang sudah dibanting orang lain dengan harapan masih mendapatkan butiran gabah yang mungkin masih tersisa. Ini baru satu gambaran nyata, di tempat yang tidak jauh dari Jakarta, bagaimana saudara-saudara sebangsa kita berusaha dengan semua daya yang ada sekedar untuk mempertahankan hidupnya yang pasti jauh dari kecukupan. Karena itu para pembaca tidak usah aneh, dari Indramayu pula banyak wanita yang terpaksa menjadi pekerja seks komersial yang dampaknya juga luar biasa, misalnya terjangkitnya penyakit HIV/AIDS.
Gambaran sekelumit di atas dipaparkan dalam tulisan ini untuk mendorong kita semua terutama para pengambil keputusan agar semakin meneguhkan komitmen dan melaksanakan secara tepat upaya-upaya yang konkret untuk mengentaskan kemiskinan. Sebenarnya Indonesia sebelum masa krisis tahun 1997, menjadi salah satu model dimana pertumbuhan yang cukup tinggi rata-rata 7% per tahun, diikuti pula oleh penurunan angka kemiskinan yang berarti. Berdasarkan data yang dikeluarkan Bappenas dalam kurun waktu 1976-1996 jumlah penduduk miskin di negeri ini mengalami penurunan yang berarti. Jika pada tahun 1976 jumlah penduduk miskin mencapai 54,2 juta jiwa atau sekitar 40% dari total penduduk, maka pada tahun 1981 jumlah penduduk miskin telah dapat diturunkan menjadi 40,6 juta jiwa atau hampir 27% dari total penduduk. Angka ini terus menurun, sehingga pada tahun 1990 jumlah penduduk miskin telah kembali menurun menjadi sekitar 27 juta jiwa atau 15% dari total penduduk. Dan pada tahun 1996, jumlah penduduk miskin turun menjadi 22,5 juta jiwa atau sedikit di atas 11%. Di penghujung tahun 1997, kita mengalami krisis yang sungguh parah yang mengakibatkan jumlah penduduk miskin membengkak kembali, sehingga pada tahun 1998 menjadi hampir 50 juta jiwa atau 24% dari jumlah penduduk. Tetapi dalam tahun-tahun terakhir sejalan dengan pemulihan ekonomi dan pertumbuhan ekonomipun sudah mulai meningkat, maka pada tahun 2002 jumlah penduduk miskin turun menjadi 38 juta jiwa atau sedikit di atas 18% dari jumlah penduduk. Menurut catatan BPS, pada tahun 2003 jumlah penduduk miskin absolut secara nasional sebanyak 37 juta jiwa atau sekitar 17,5% dari total penduduk Indonesia. Dilihat dari komposisi penduduk miskin, maka pada saat ini diperkirakan jumlah penduduk miskin di daerah pedesaan sekitar dua kali jumlahnya dibandingkan dengan orang-orang miskin yang hidup di perkotaan. Penyumbang terbesar penduduk miskin tetap berada di Jawa, karena padatnya penduduk, kesuburan tanah yang menurun, terbatasnya harga jual hasil panen terutama gabah, serta alternatif sumber penghasilan yang lain sudah semakin sulit untuk ditemukan. Diagnosa sebab-sebab kemiskinan amat beragam. Di Jawa kemiskinan terutama disebabkan karena kepemilikan tanah yang terbatas, bahkan banyak diantara petani yang tidak mempunyai tanah dan hanya menjadi buruh tani. Terbatasnya akses masyarakat miskin terhadap fasilitas umum seperti pendidikan dan kesehatan dasar, serta sumber-sumber air bersih juga menimbulkan dampak kemiskinan. Pencemaran lingkungan yang hebat seperti sungai dan laut, tempat mata pencaharian penduduk, juga menimbulkan akibat kemiskinan. Demikian pula korupsi menyebabkan aset-aset yang seharusnya dimiliki publik telah berpindah tangan menjadi milik pribadi, juga dapat menjadi sumber kemiskinan. Konflik sosial dan politik serta bencana alam, apalagi jika sering terjadi, juga memberikan sumbangan bagi timbulnya kemiskinan.
Untuk mengurangi kemiskinan maka pembukaan lapangan kerja merupakan salah satu solusinya, dan untuk itu harus ada investasi. Tetapi investasi di perkotaan tidak akan banyak memberikan pengaruh penurunan kemiskinan di daerah pedesaan. Di daerah pedesaan harus dilakukan program-program khusus yang langsung dapat menyerang kantong-kantong kemiskinan. Karenanya dalam satu dekade terakhir ini diperkenalkanlah konsep pertumbuhan ekonomi yang menguntungkan bagi kaum miskin (pro-poor growth). Pertumbuhan ekonomi melalui mekanisme pasar jangan dihalang-halangi. Tetapi berbarengan dengan itu harus ada intervensi Pemerintah yang memberikan prioritas khusus bagi peningkatan kegiatan ekonomi di pusat-pusat kemiskinan. Sebenarnya pada saat ini sudah banyak program yang digelar oleh Pemerintah untuk mengurangi kemiskinan. Paling tidak dapat dicatat ada 14 program besar, dengan total dana hampir 19 triliun untuk penanggulangan kemiskinan tahun 2004. Tetapi sayangnya, tidak selalu program itu tepat sasaran. Beras raskin, beras untuk masyarakat miskin, bunyinya memang menarik, tetapi survei lapangan menunjukkan tingkat efektifitasnya paling tinggi hanya 30%. Efektifitas program ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan program pemberian beasiswa. Tetapi program raskin sangat populer, dan muatan politisnya tinggi serta memakan dana yang tidak kecil, hampir mencapai 5,5 triliun rupiah. Jika dipilah-pilah lebih dalam, bukan tidak mungkin akan ditemui lagi program-program lain yang tidak tepat sasaran, padahal saat ini kita menghadapi keterbatasan anggaran belanja yang mengkawatirkan. Daerah-daerah yang kayapun komitmennya untuk penanggulangan kemiskinan belum dapat dibanggakan. Mudah-mudahan dengan gambaran sepintas ini dapat mendorong Pemerintah yang akan datang lebih serius dan lebih efektif dalam menolong nasib kaum miskin.
Pada dasarnya, masalah kemiskinan selalu berhimpitan dengan minimnya bahkan terkuncinya akses/kesempatan terhadap pendidikan, pekerjaan, dan sumber daya ekonomi. Yang harus dipentingkan dalam proses ini adalah mendongkrak kualitas ekonomi masyarakat miskin – yang sebagian besar umat Islam - dan akses mereka terhadap pendidikan. Dalam pidato iftitah di Tanwir Muhammadiyah tahun 2003, di Makasar, saya mengingatkan bahwa pilar untuk membangun bangsa yang sudah rapuh-renta karena digerogoti penyakit korupsi adalah perbaikan mentalitas dan sistem pendidikan kita yang kacau balau. Tanpa mengarusutamakan peningkatan kualitas pendidikan dan ekonomi masyarakat miskin dalam program-program aksi umat Islam, cita-cita untuk membangun peradaban zakat masih akan merupakan gumpalan asap gagasan.
Oleh karenanya, sebagai instrumen untuk membangun tatanan kemanusiaan-berkeadilan, reformulasi pengelolaan zakat tidak bisa tidak menyangkut permasalahan kemanusiaan yang bersifat struktural, utamanya kemiskinan, kesenjangan ekonomi, kebodohan, dan pengangguran. Muhammad Akram Khan dalam An Introduction to Islamic Economics (1994) memasukkan zakat sebagai elemen penting dalam gerakan pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan. Dalam konteks relasi masyarakat dan negara, institusi zakat bisa dianggap sebagai pranata politik kewargaan sehingga berorientasi pada pemenuhan hak-hak dasar warga negara, seperti pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, serta jaminan sosial.

PRILAKU KONSUMEN

HASIL SURVEI PRILAKU DAN DAYA BELI KONSUMEN INDONESIA 2007

Majalah Marketing Edisi Januari 2008 menurunkan artikel menarik tentang Survei Prilaku Konsumen dan Pengeluaran Konsumen Indonesia dengan 1.400 responden di 4 kota besar di Indonesia, yaitu : Jakarta, Surabaya, Medan dan Makassar. Di bawah dikutipkan secara garis besar berdasarkan hanya 5 kategori serta dalam bentuk pemaparan terkait hasil survei AC Nielsen. Jika Anda tertarik, mohon milikilah Majalah Marketing tersebut diatas.

SUPERMARKET / HIPERMARKET  YANG  PALING  SERING  DIKUNJUNGI

25,50%  Alfamart

17,00%  Carrefour

  8,00%  Indomaret

  4,10%  Giant

  4,10%  Ramayana

41,30%  Lainnya   |   N : 1400


FAKTOR TERPENTING  DALAM  MEMILIH  SUPERMARKET / HIPERMARKET

48,60%  Dekat rumah / mudah dijangkau

27,90%  Harga murah / standar

14,80%  Banyak pilihan / lengkap

  3,10%  Tempat nyaman

  1,50%  Sering diskon

  4,10%  Lainnya   |   N : 1400


BANK  YANG  DIPILIH

24,90%  BRI

22,20%  BCA

19,80%  BANK MANDIRI

19,00%  BNI

  2,60%  LIPPO BANK

11,50%  Lainnya   |   N : 900


Jumat, 25 Maret 2011

Asap cair (liquid smoke)


1.                     Pengertian Asap Cair
Tanaman kelapa merupakan salah satu tanaman yang termasuk dalam family palmae dan banyak tumbuh didaerah tropis, seperti Indonesia. Kelapa dikenal sebagai tanaman serba guna karena seluruh bagiab tanaman ini bermanfaat bagi kehidupan manusia serta mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Salah satu bagian yang terpenting dari tanaman kelapa adalah buah kelapa. Buah kelapa terdiri dari beberapa komponen yaitu kulit luar, sabut, tempurung kelapa, daging buah dan air kelapa.
Tempurung kelapa merupakan bagian buah kelapa yang berfungsi sebagai perlindungan inti buah. Tempurung kelapa terletak pada bagian dalam kelapa setelah serabut dan merupakan bagian yang keras dengan ketebalan 3-5 mm. tempurung kelapa termasuk golongan kayu keras dengan kadar air yang tersusun dari lignin, selulosa dan hemiselulosa.
Asap cair merupakan campuran terlarut dari disperse asap tempurung dalam air yang dibuat dengan mengkondensasikan asap hasil priolisis tempurung atau merupakan kondensat dari asap tempurung yang didalamnya terkandung berbagai unsure senyawa dengan titik didih yang berbeda beda.
Factor yang sangat penting yang mempengaruhi konsentrasi dan komposisi asaap cair, yaitu suhu pada saat priolisis dan jenis bahan yang digunakan.

2.                     Manfaat Asap Cair ( Liquid Smoke ) 
a.       Industri Pangan
Asap cair ini mempunyai kegunaan yang sangat besar sebagai pemberi rasa dan aroma yang spesifik juga sebagai pngawet karena sifat antimikrobia dan antioksidannya. Dengan tersedianya asap cair maka proses pengasapan tradisional dengan menggunakan asap secara langsung yang mengandung banyak kelemahan seperti pencemaran lingkungan, proses tidak dapat dikendalikan, kualitas yang tidak konsisten serta timbulnya bahaya kebakaran, yang semuanya tersebut dapat dihindari.
Sebagai pengawet bahan makanan : daging, ikan, bakso.
Asap cair mempunyai kemampuan untuk mengawetkan makanan karena adanya senyawa asam, fenol dan karbonil. Pengasapan konvensinal seperti mutu, citra rasa dan aroma yang konsisten sulit dicapai,senyawa tar terdeposit dan apabila suhunya terlalu tinggi akan terbentuk senyawa korsinogrenik benzopiren. Pada penggunaan asap cair fungsi yang diharapkan dari asap seperti citra rasa, warna, anti oksidan dan anti mikrobia dapat dipertahankan sedangkan kelemahan pengasapan konvensional dapat diatasi.
a.    Industri Perkebunan Karet
Asap cair dapat digunakan sebagai koagulan lateks dengan sifat fungsional asap cair / sebagai pengganti asam formiat, antijamur, antibakteri.( Liquid Smoke Grade 3 ) 
b.    Industri Kayu
 Asap cair dapat digunakan untuk pengawet kayu, yaitu sebagai lapisan luarnya kayu yang diolesi dengan menggunakan asap cair mempunyai ketahanan terhadap serangan rayap dari pada kayu yang tanpa diolesi asap cair.
3.                     Bahan Baku Asap Cair
Bahan baku asap cair dilakukan analisis kimia yang meliputi penentuan kadar air, selulosa dan lignin. Untuk menghasilkan asap yang baik pada waktu pembakaran sebaiknya menggunaka kayu jenis jati dan tempurung kelapa. Pada umumnya tempurung keras akan menghasilkan aroma yang lebih unggul, lebih kaya kandungan aromatic  dan lebih banyak mengandung senyawa asam dibandingkan tempurung lunak.

4.                     Teknologi Produksi Asap cair
Priolisis adalah proses pemanasan suatu zat tanpa adanya oksigen sehingga terjadi penguraian komponen komponen penyusun tempurung kelapa. Tempurung dimasukkan dalam tungku kemudian dipanaskan, selama prose pemanasan gas yang terbentuk dari hasil pembakaran tempurung tersebut terkondensasi oleh air dan terbentuklah asap cair.
Gambar 2. Tungku pembakaran
            Ketika tempurung menyala, produsen mengalirkan asap melalui sebuah pipa besi dan menampung di tabung kondensasi yang akan berubah menjadi asap cair. Asap cair yang keluar pertama merupakan kelas 3berwarna kecoklatan dan beraroma asap kuat. Selain mendapat asap cair alat priolisis juga menghasilkan arang tempurung hasil pembakaran dalam proses produksi asap cair.

5.                     Tiga Kelas Asap Cair
a.       Grade 1: 
Asap cair ini mempunyai kegunaan yang sangat besar sebagai pemberi rasa dan aroma yang spesifik juga sebagai pngawet karena sifat antimikrobia dan antioksidannya. Dengan tersedianya asap cair maka proses pengasapan tradisional dengan menggunakan asap secara langsung yang mengandung banyak kelemahan seperti pencemaran lingkungan, proses tidak dapat dikendalikan, kualitas yang tidak konsisten serta timbulnya bahaya kebakaran, yang semuanya tersebut dapat dihindari
Asap cair ini mempunyai kegunaan sebagai berikut:
1.        digunakan untuk pengganti formalindalam pembuatan tahu, bakso, dan mie
2.        sebagai bahan pengawet makanan
3.        pengawet ikan
4.        pengawet daging

 b. grade  2 :
Merupakan asap cair kualitas nomor dua yang diperoleh dari satu kali proses destilasi. Asap cair ini mempunyai kegunaan sebagai berikut :
1.        digunakan sebagai pembuatan ikan atau daging asap
2.        sebagai disinfektan, insektisida

C. Grade  3 : 
Perkebunan karet : Asap cair dapat digunakan sebagai koagulan lateks dengan sifat fungsional asap cair / sebagai pengganti asam formiat, antijamur, antibakteri.
Industri Kayu : Pertahanan terhadap rayap

6.                     Meningkatkan Mutu Asap Cair
Destilasi adalah suatu proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran zat cair menggunakan perbedaan titik didihnya. Titik didih yang lebih tinggi akan lebih cepat menguap, dalam komponen yang ada dalam asap cair. Komponen komponen dominan yang mendukung sifat sifat fungsional dari asap cair adalah senyawa fenol, karbonil dan asam.








Table 1. Titik Didih fungsional asap cair
Senyawa
Titik didih (ÄŠ, 760 mmHg)
Fenol
Guaikol
4-metilguaikol
Eugenol
Siringol
Furfural
Piropartekol
Hidrokinon
isoeugenol

205
211
244
267
162
240
285
266
Karbonil
Glioksal
Metilglioksal
Glikoaldehid
Diasetil
Formaldehid

51
72
97
88
21
Asam
Asam asetat
Asam butirat
Asam propionat
Asam isovalerat

118
162
141
176

Berdasarkan perbedaan titik didih dari senyawa senyawa penyusun asap cair  tersebut akan dilakukan destilasi untuk memisahkan komponen tar dan untuk mendapatkan fraksi asap cair dengan sifat sifat fungsional yang menonjol.
Destilat asap merupakan cair alami dari asap tempurung kelapa yang diendapkan, diredestilasi (penurunan) untuk menghilangkan partikel endapan dan tar. Destilat asap atau asap cair tempurung mengandung lebih dari 400 komponen dan memiliki fungsi sebagai penghambat perkembangan bakteri dan cukup aman sebagai pengawet alami. Cara memproduksi asap cair tempurung kelapa dikeringkan agar kadar air konsisten, kemudian dibakar dalam perapian dengan mengontrol oksigen, waktu dan suhu. Asap kemudian dikondensasikan melalui suatu kondensat dengan menggunakan media air sebagai pendingin.

b.    Bahan dan Alat
1.    Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan dalam proses priolisis pembuatan asap cair, antara lain:
a.       Tempurung kelapa
Tempurung kelapa adalah bahan utama dalam pembuatan asap cair. Bahan ini sangat mudah didapat dari masyarakat sekitar
b.      Air
Air digunaka sebagai media pendingin agar asap dapat berubah dari fase gas ke fase cair.
2.      Alat yang digunakan
Alat yang digunaka dalam proses priolisis pembuatan asap cair, antara lain:
a.       Tangki pembakaran
Tangki pembakaran yang besar terbuat dari logam dan terdapat saluran untuk asap cair, disekelilingnya dilapisi batu bata merah dan tanah liat untuk menghindari panas secara konduksidan radiasi. Setiap tangki dapat menampung 125 kg tempurung kelapa. Dibagian bawah tangki terdapat tempat pembakaran.
b.      Tangki pendingin
Tangki pendingin terbuat dari logam seperti drum yang didalamnya terdapat lingkaran pipa yang terhubung pada pipa pengeluaran asap dari tungku pembakaran. Tangki pendingin dipasang agar asap dapat berubah menjadi cair.
c.       Tabung tar
Tabung tar berada di pipa aliran asap cair yang tepasang menggantung dilengkapi kran dibagian bawahnya. Tabung tar berfungsi sebagai penjebak tar atau endapan asap cair agar hasilnya lebih jernih.
d.      Jerigen
Jrigen berfungsi sebagai penampung asap cair yang telah melewati tangki pendingin dan siap diolah.
e.       Tangki destilasi
Tangki destilasi yang besar terbuat dari logam dan terdapat pipa saluranuntuk asap cair disekelilingnya dilapisi batu bata merah dan tanah liat untuk menghindari panas secara konduksidan radiasi. Setiap tangki destilasi dapat menampung 300 literdengan tiap kali proses penyaringan terjadi penyusutan 40-50 liter.
f.       Saringan
Filter asap cair berfungsi sebagai penyaring asap cair sebelum dikemas atau packing, agar warna asap cair terlihat lebih jernih, filter asap cair dilapisi oleh zeolit dan kapas berguna sebagai pengikat kotoran-kotoran yang ada dalam asap cair.

c.         Prosedur Kerja
1.      Proses Priolisis
Cek katup pengaman lalu tempurung dimasukkan (120)kg.tutup inlet oleskan vaselin dan perpak harus rapat. Proses pembakaran dimulai diatur nyala api agar stabil. Setiap 1-2 jam sekali jebakan tar harus dibuka, asap cair dipindah dari penampung ke jerigen. Pastikan outlet tertutup rapat, proses memerlukan waktu sekitar 6-8 jam dan menghasilkan asap cair sekitar 60 liter. Proses priolisis ini akan menghasilkan grade 3.
Hal hal yang harus diperhatikan dalam proses priolisis :
a.       Bahan atau tempurung sebelum diolah sebaiknya sudah dalam keadaan kering.
b.      Alat priolisis dicek sebelumdigunakan apa ada kebocoran atau tidak dan pastikan air pendingin mengalir.
c.       Sebelum proses priolisis berjalan, outlet dan katup pengatur harus tertutup rapat jangan lupa diberi vaselin dan perpak harus rapat.
d.      Pada saat priolisis berlangsung, atur nyala apiagar tetap stabildan setiap 1-2 jam sekali jebakan tar dibuka.
e.       Pembakaran dilakukan sampai matang, yang ditandai dengan:

·         Tidak keluarnya asap cair
·         Tidak adanya tar yang keluar
·         Pipa saluran asap sudah dingin
2.      Proses Destilasi
Cek katup pengaman lalu asap cair grade 3 dimasukkan dalam tungku pembakaran kurang lebih 300 liter. Tutup inlet, dimulai proses pembakaran, atur nyala api agar stabil. Proses destilasi berfungsi untuk memurnikan asap cair grade 3 menjadi grade 2 ataupun grade 1. Suhu pada proses destilasi hamper sama dengan proses priolisis dan jika outlet berbentuk asap maka dilakukan pengecilan api.
3.      Penyaringan
Filter asap cair diisi ziolit dan kapas dengan jumlah tertentu sesuai ukuran filter. Periksa keran pada bagian bawah filter harus dalam keadaan tertutup. Tuangkan asap cair, tunggu sebentar dan buka keran secara perlahan lahan. Asap cair ditampung menggunakan toples atau wadah lainnya. Apabila hasil kurang jernih maka dilakukan proses penyaringan ulang.
4.      Pengemasan
Asap cair yang sudah ditampung dalam jerigen yang sudah dipisahkan sesuai gradenya masing masing, selanjutnya dikemas dan diberi label. Pengemasan asap cair sesuai dengan permintaan konsumen berdasarkan grade dan jumlah banyaknya asap cair yang dipesan, jika tidak ada pemesanan hanya disimpan pada jerigen jerigen.



SUPPLY CHAIN MANAGEMENT




Proses penggilingan gandum menjadi tepung dikenal sebagai salah satu industri tertua di dunia dan hingga saat ini telah dikembangkan secara independen di beberapa lokasi di dunia. Tepung terigu atau yang dahulu sering disebut tepung terigu putih diketahui pertama diproduksi di Hungaria dan Jerman pada abad ke-18. Tepung tersebut diproduksi dengan menggunakan “stone mill”. Tentu saja dunia modern sekarang telah merubahnya. Penggilingan tepung telah menggunakan teknologi muktahir “mill rollers”
Pengguna akhir dari tepung terigu termasuk untuk mie, pasta, roti, biscuit, cake, pastry, dan tidak ketinggalan produk sampingannya yaitu dedak gandum. Dedak gandum adalah bahan baku berkualitas tinggi untuk makanan ternak.
Industri tepung terigu di Indonesia dimulai dari pendirian perusahaan penggilingan terigu pertama yaitu PT Bogasari Flour Mills pada tahun 1971. Sebelum Bogasari didirikan, Indonesia mengimpor seluruh kebutuhan tepung terigu-nya. Lama-kelamaan disadari bahwa terigu yang tiba di pelabuhan Indonesia sering mengalami penurunan kualitas, seperti berkutu atau bau “apek” akibat waktu yang cukup lama selama perjalanan. Kondisi dan kandungan gizi tepung terigu tersebut menjadi tidak optimal lagi dibandingkan jika terigu tersebut dapat diproduksi sendiri di Indonesia.
Industri terigu di Indonesia sendiri dipacu oleh beberapa faktor yaitu:

Peningkatan kesadaran bahwa tepung adalah makanan yang sehat dan bergizi

Peningkatan konsumsi makanan berbasis terigu

Alternatif diversifikasi pangan

Kesadaran bahwa lebih baik memproduksi sendiri tepung terigu di Indonesia untuk menjaga kualitas dan kandungan gizi tepung terigu-nya

Pada saat sekarang, telah ada empat industri terigu nasional yang beroperasi di Indonesia. Walaupun demikian konsumsi tepung terigu per kapita di Indonesia baru mencapai + 15 kg / kapita (2002); masih sangat kecil jika dibandingkan dengan negara lain seperti misalnya Singapura yang mencapai + 71 kg /kapita atau Malaysia + 40 kg /kapita. Pertumbuhan yang berkelanjutan masih sangat memungkinkan bagi industri terigu di Indonesia.

1.      LATAR BELAKANG

Produksi global gandum saat ini mencapai hampir 600 juta ton, sedangkan yang diperdagangkan di dunia mencapai 100 juta ton setiap tahun-nya. Di Asia, tanaman ini adalah yang kedua terbesar setelah padi tetapi pertambahannya lebih cepat dibandingkan padi. Asia merupakan yang terbesar dalam hal luasan dan hasil pada tahun 1992-1994 memberikan konstribusi 67% dari total produksi negara-negara berkembang (39% di Cina, 19% Asia Barat samapi Afrika Utara, 7% di Amerika Latin dan Karibia, serta kurang dari 1% di Sub-Sahara Afrika). Pada periode tersebut (1992-1994) konstribusi negara berkembang adalah 45% dari produksi gandum dunia (551 juta mt) atau 46% dari total luas pertanaman gandum dunia (219 juta ha). Kebutuhan gandum meningkat pesat setiap tahunnya, 5.1% di Sub-Sahara Afrika dan rata-rata sebesar 2.9% di daerah lainnya. Kebutuhan akan gandum di Indonesia relatif besar yang selama ini hampir seluruhnya dipenuhi oleh impor. Dalam kondisi perekonomian saat ini serta nilai tukar rupiah yang rendah, pemenuhan kebutuhan gandum dalam negeri melalui impor sangat memberatkan Dampak kenaiakan harga gandum telah berdampak luas khusus-nya pada industri yang menggunakan bahan-baku gandum, sedangkan pola konsumsi makanan akibat pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi beberapa tahun lalu mengakibatkan kebutuhan gandum yang makin tinggi dari tahun ke tahun Pada tahun 1973 volume impor gandum hanya sebesar 600.000 ton yang kemudian naik lebih dari dua kali lipat dalam waktu sepuluh tahun (tahun 1983) atau sebesar 1.48 juta ton. Dengan laju kenaikan rata-rata sebesar 9.5% tersebut maka pada pada awal tahun 1997 sebelum krisis ekonomi kebutuhan gandum diperkirakan sekitar 4.84 juta ton/tahun. Sedangkan jumlah kebutuhan yang relatif besar tersebut serta kemampuan impor yang rendah, maka prospek pengembangan tanaman gandum di Indonesia akan mempunyai peluang ekonomi yang tinggi. Di samping itu periode penanaman gandum di Indoenesia lebih singkat (3-4 bulan) dibandingkan di daerah lintang tinggi (6 bulan dan hanya sekali setahun), sehingga pengusahaan tanaman gandum di Indonesia dapat dilakukan lebih dari sekali setahun jika kondisi lingkunan khususnya hujan memungkinkan. Energi radiasi surya pada sebahgian besar wilayah bukan merupakan faktor pembatas di Indoenesia dibandingkan daerah lintang tinggi yang pertumbuhan tanaman efektif khususnya hanya terjadi pada musim panas. Strategi Penanaman Gandum di Indonesia Perencanaan pengembangan gandum di Indonesia memerlukan beberapa pertimbangan termasuk aspek-aspek sosial-ekonomi dan tehnis, yang dapat dibagi menjadi empat hal yaitu:

http://www.bogasariflour.com/images/dot2.gif
Permintaan akan produk gandum
http://www.bogasariflour.com/images/dot2.gif
Sarana dan Tehnologi Pengelolaan gandum
http://www.bogasariflour.com/images/dot2.gif
Perwilayahan dan tehnologi budaya gandum
http://www.bogasariflour.com/images/dot2.gif
Dukungan kelembagaan dan sosial
PROYEK GANDUM 2000 Proyek gandum 2000 disponsori oleh PT ISM Bogasari Flour Mills merupakan penelitian yang mempelajari kemungkinan pengembangan gandum di Indonesia sebagai bagian dari strategi pengembangan gandum (pewilayahan gandum). Berdasarkan penelitian ini akan dipetakan wilayah-wilayah yang potensial untuk penanaman gandum jika tanaman ini memang layak untuk dikembangkan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu: (1) penggunaan model simulasi komputer untuk tanaman gandum (Shierary-wheat) yang menjelaskan hubungan pertumbuhan tanaman dengan unsur-unsur cuaca serta beberapa sifat fisik dan nitrogen tanah sebagai dasar perwilayahan, dan (2) percobaan lapang untuk melakukan validasi model yang akan digunakan sebelum diterapkan pada skala luas. Percobaan lapang dilakukan pada lima lokasi yang mempunyai perbedaan iklim khusus-nya unsur suhu udara, yaitu di Mojosari (+10m), Bogor (+300m), Malang (+450m), Nongkojajar (+800m), dan cangar (+1650 m) Model Simulasi komputer yang digunakan menggunakan masukan data cuaca harian yang terdiri dari radiasi surya, suhu dan kelembaban udara, kecepatan angin serta curah hujan. Untuk itu pada masing-masing lokasi dipasang stasiun cuaca otomatis (Automatic Weather Station) seperti pada gambar di samping. Pertumbuhan tanaman dan hasil gandum dihitung dan hubungan kuantitatif antara faktor genetik tanaman ddengan unsur-unsur cuaca sebagai masukan model. Sifat fisik tanah mempengaruhi ketersediaan air dan nitrogen yang kemudian mempengaruhi proses fotosintesis tanaman. Keluaran model berupa hasil gandum (ton/ha) selanjutnya dipetakan sebagai dasar perwilayahan. Hasil perwilayahaan sementara berdasarkan model simulasi tanaman tersebut menunjukkan bahwa tanaman gandum lebih potensial ditanam pada dataran tinggi. Namun jika waktu tanam tidak dilakukan secara hati-hati, tanaman akan mengalami kekeringan.  
Bogasari mendirikan Kelompok Wacana Mitra lembaga khusus membina pengusaha kecil. Kelompok ini terjun langsung memberikan latihan dan penyuluhan bagaimana mengelola usaha kecil, etika bisnis, administrasi keuangan, kualitas produk, dan pengetahuan lainnya. Diterbitkan pula buletin Wacana Mitra untuk memberikan edukasi, dorongan dan semangat kepada pengusaha kecil melalui artikel-artikel yang dimuat. Misalnya tulisan tentang keberhasilan pengusaha Mie Kocok Bandung, atau pengusaha roti bantal dan sebagainya.
Bogasari adalah satu dari empat produsen terigu dengan omset pertahun mencapai Rp lima trilyun. Tiga lainnya PT Sriboga, PT Panganmas, dan PT Berikari. Sebagai produsen terbesar, pangsa pasar terigu yang tiap tahun bertambah lima hingga sepuluh persen itu sekitar 70 persen dikuasai oleh Bogasari. Pertambahan pangsa pasar terigu nasional antara lain dipicu oleh semakin besarnya masyarakat untuk mengkonsumsi makanan bukan nasi seperti roti, mie, kue, biskuit, demikian pula maraknya kemunculan restoran cepat saji (fastfood) yang menawarkan aneka jenis makanan seperti burger, hot dog, pizza, kebab, donat yang sebagian besarnya berbahan baku terigu.
Bogasari yang pendiriannya diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 19 Mei 1971, itu dimaksudkan untuk mengolah biji gandum menjadi tepung terigu. Pabrik pertama dibangun di kawasan pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta di atas tanah 10 hektar dengan kapasitas olah 9.500 ton gandung perhari, pabrik kedua didirikan di lokasi pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya diresmikan pada 1972 dengan kapasitas olah 5.000 ton gandum perhari. Total mempekerjakan 4.000 orang karyawan, jadilah Bogasari industi terigu terbesar di Indonesia.
Menarik mencermati kuatnya penguasaan pasar oleh Bogasari. Ada yang menuding, sejak awal perusahaan ini telah memperoleh “lisensi” monopoli. Apalagi, mengingat kedekatan Pak Harto dengan Om Liem sejak sama-sama di Semarang. Namun Frangky Welirang menyatakan berbeda. Menurut Frangky, industri ini memang harus memiliki kekuatan. Toh, kata Frangky, Bogasari bukanlah satu-satunya industri terigu dan ketiga industri lain itu diberi kesempatan sama untuk berkembang.
“Namun, soal strategi penjualan dan kualitas produksi belum tentu sama. Kita memiliki cara sendiri-sendiri. Pasar juga menentukan siapa yang terbaik,” jelas Franciscus Welirang. Dia mencatat ada beberapa hal yang membuat Bogasari unggul. Misalnya, strategi pembentukan jaringan pemasaran dan penjualan yang jauh lebih baik dibanding tiga pesaing, kekuatan modal yang memberi pengaruh signifikan terhadap keberhasilan pemasaran, serta kualitas produksi dan strategi promosi yang membuat produk Bogasari laku terjual di pasar.