Kamis, 24 Maret 2011

KEADAAN PERTANIAN

A.   Pola Penguasaan Lahan

Dalam kehidupan sehari-hari sering mendengar istilah lahan, tetapi tidak memahami lahan itu secara mendalam. Terkadang menyamakan istilah lahan dengan tanah karena berbicara tentang lahan ini tidak terlepas dari unsur tanah. Pada batasan-batasan tertentu kedua istilah ini tidak dapat disatukan.
Pengertian tanah yang digunakan dalam science yang mengandung arti bahwa merupakan bahan-bahan induk dari jasad hidup (organic) dan jasad bukan hidup (anorganik) yang disebut dengan mineral tanah. Pada permukaan daratan terdapat tanah, batu-batuan, pasir, lava, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain. Jadi tanah hanya merupakan salah satu bagian dari pada permukaan daratan. Permukaan daratan dengan kekayaan benda-benda padat, cair, tumbuhan dan bahkan gas dinamakan lahan (land).
Berdasarkan kenyataan itu dapat dikatakan bahwa tanah adalah lahan, tetapi tidak semua lahan (land) adalah tanah karena beberapa tempat dari permukaan lahan ini berupa batu-batuan yang keras ataupun terdapat benda-benda lain.
Dalam penggunaan istilah lahan akan terbayang suatu hamparan yang terkandung di dalamnya dan bagaimana keadaan tanahnya, hal tersebut termasuk tata guna lahan yang artinya suatu usaha untuk mengatur dan memanfaatkan sumber daya alam. Misalnya, petani yang mengalokasikan lahannya semaksimal mungkin dengan  tujuan agar mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya (kesejahteraan). Dengan demikian jenis lahan dapat digolongkan menjadi dua macam: pertama, lahan potensial adalah lahan yang memungkinkan untuk dijadikan sesuatu yang sesuai dengan tujuan pertanian, Kedua. Lahan kritis yaitu lahan yang telah mengalami penurunan kualitas tanah sehingga kurang produktif atau tidak dapat ditanami lagi. Keadaan topografi Desa Sawahan Trimurti Srandakan Bantul yang berupa dataran rendah sehingga keadaan ini mendukung bagi petani untuk mengolah usahanya, jika di tinjau dari segi kepemilikan lahan garapan masyarakat Desa Sawahan Trimurti Srandakan Bantul sangat variatif.

Melihat hamparan area pertaniannya ada lahan sempit, lahan sedang dan lahan luas dimana di dalam setiap produksinya di bantu oleh para keluarga ataupun kerabat dekatnya. Tapi ada juga sebagian petani yang memperkerjakan buruh tani guna membantu garapannya, terutama di saat musim panen dan musim bercocok tanam. Dari segi asal mula lahan, kebanyakan diperoleh dari warisan karena sistem pembagian lahan secara turun temurun. Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan lahan di dapat melalui hasil dan sistem sewa tanah dalam jangka waktu tertentu dengan pemilik tanah. Secara singkat dapat dikatakan bahwa usaha yang dilakukan oleh masyarakat Desa Sawahan Tri Murti Srandakan Bantul yang mayoritasnya petani cukup baik.

B.   Pola Penggiliran Tanaman dan Pola Usaha Tani

Potensi yang dimiliki Desa Sawahan Trimurti Srandakan Bantul sangat besar karena kondisi lahan atau tanah sangat mendukung terhadap sistem pertanian yang dilaksanakan oleh para petani setempat. Kondisi di atas merupakan ciri umum dari Desa Sawahan Trimurti. Kecamatan Srandakan ini, sehingga pola penggiliran tanaman yang diberlakukan pada musim kemarau sangat baik dan berjalan dengan  lancar. Karena kondisi iklim di sana sangat cocok meskipun sangat tinggi karena termasuk dataran rendah. Sebagian besar daerah Desa Sawahan Trimurti Srandakan Bantul ditanami tanaman padi yang sangat memiliki potensial sangat tinggi terhadap penghasilan pendapatan desa. Sedangkan pada daerah pekarangan lebih banyak ditanami kelapa sebagai tanaman untuk kebutuhan sehari-hari dan juga ada sebagian lahan usaha.
Pola penggiliran dan pola usaha tani di Desa Sawahan Trimurti Srandakan Bantul yang diterapkan yaitu tanaman padi, padi dan palawija, sehingga apabila tidak menanam palawija lahan sawah di kosongkan tidak di tanami. Dengan sistem pengolahan lahan sebagai  berikut:
1.      Proses penanaman bibit atau benih
2.      Proses pengairan atau irigasi yang memanfaatkan sistem irigasi dari Kali Progo dan mata air di daerah setempat.
3.      Pemupukan, penambahan unsur hara kepada tanah dengan  menggunakan pupuk buatan dan pupuk alam, misalnya: pupuk urea, TSP, KCL dan pupuk kandang.
4.      Pemberantasan hama, membasmi hama dengan menggunakan unsur kimia  setelah atau sebelum tanaman diserang.
5.      Intensifikasi pertanian, yaitu usaha untuk meningkatkan kemampuan tanah dalam berproduksi. Melalui usaha intensifikasi ini biasanya masyarakat Desa Swahan Trimurti Srandakan Bantul dalam pelaksanaannya menggunakan cara-cara tradisional, karena cara ini akan menyebabkan tanah terpelihara dan produksi pertanian meningkat.

C.   Produksi Pertanian

Proses produksi pertanian di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor iklim, pola tanam, tingkat kesuburan, cara pengendalian hama dan penyakit, proses pemeliharaan dan pemanenan. Dari faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat macam, antara lain:
1.      Kelompok faktor iklim (suhu, kelembaban, curah hujan, pH, kondisi angin)
2.      Kelompok faktor gangguan (hama, penyakit dan gulma)
3.      Kelompok faktor essensiil (air, unsur hara dan intensitas cahaya matahari).
4.      Kelompok faktor bahan tanam (bibit, benih).
Beberapa faktor di atas yang sekiranya dapat diusahakan oleh para petani yaitu faktor lahan tanam, essensiil dan faktor gangguan. Sedangkan kelompok faktor iklim hanya bergantung pada kondisi alam yang terjadi di daerah tersebut. Untuk mengetahui produksi pertanian seperti yang tertera pada tabel di bawah ini, yaitu:
Tabel III.2. Produksi Tanaman Pertanian tahun 2001 dan 2003
Tanaman
Sawah
Produktivitas (ton/ha)
Luas panen
(ha)
Jumlah produksi (ton)
1. Padi
64 – 10
1056,101
6.271,58
2. Kedelai
1.2 – 0.4
200,9
297,40
3. Jagung
18 – 0.5
870,30
3.843,33
Sumber: Monografi Desa Sawahan Trimurti, Kabag Pemerintahan 2003
Berdasarkan Tabel III.1 di atas maka produksi pertanian di Desa Sawahan Trimurti Srandakan Bantul terletak pada tanaman padi sawah dengan mayoritas para petani menanam tanaman padi dengan demikian bahwa keuntungan yang didapatkan sebagai pendapatan (income) desa adalah tanaman padi sawah. Sedangkan sesuai data yang kami peroleh pada jenis-jenis tanaman yang ada pada tegalan dan pekarangan belum termonitor atau tidak dapat di perkirakan dalam hasil produksinya.

D.   Peternakan dan Perikanan

Pada wilayah Desa Sawahan Trimurti Srandakan Bantul ini ada petani yang memiliki binatang ternak, untuk dijadikan sebagai sampingan, ada yang khusus peternak yang memelihara sebagai lahan usaha baginya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini yaitu:
Tabel III.3. Perkembangan Peternakan Tahun 2003
No.
Jenis Ternak
Jumlah (ekor)
1.
Sapi perah
-
2.
Sapi

3
Kerbau

4.
Kuda
-
5.
Kambing

6.
Ayam

7.
Itik

8.
Angsa

9.
Domba

Sumber: Monografi Desa Sawahan Trimurti , 2009

Pada tabel III.2. di atas jenis ternak yang paling banyak dipelihara adalah ayam, karena selain mudah dalam pemeliharaan juga tidak membutuhkan tempat yang begitu luas, pemanfaatan lain dari usaha peternakan yang dilaksanakan oleh masyarakat seempat adalah digunakan sebagai pupuk kandang.








Mengenai usaha dalam perikanan para penduduk Desa Sawahan Trimurti Srandakan Bantul berdasarkan data yang kami peroleh bawah biasanya mereka memanfaatkan lahan kosong untuk dijadikan kolam ikan yang dominan dibudidayakan adalah ikan lele karena jenis ikan lele ini tahan terhadap kondisi air yang agak kotor dan sedikit yang terpenting terpenuhi kebutuhan airnya. Berdasarkan hal tersebut maka perikanan di Desa Sawahan Trimurti Srandakan Bantul ini didasarkan pada ada dan tidaknya jenis dan macam perikanan yang dibudidayakan.

Tabel III.4. Perkembangan Perikanan Tahun 2003

No.
Uraian
Ada /Tidak Ada
1.
Jumlah Kolam
Ada
2.
Jumlah Ikan
Ada
Sumber: Monografi DesaSawahan Trimurti Srandakan , 2009
Berdasarkan uraian di atas maka produksi perikanan di Desa Swahan Trimurti Srandakan Bantul menunjukkan ada pelestarian budidaya ikan Mengapa demikian karena jumlah produksi perikanan tidak dapat dikalkulasikan seberapa besar hasil yang diperoleh karena hanya digunakan sebagai sampingan dan kebutuhan keluarga saja.

E.   Usaha Konservasi Lahan

Dalam usaha memanfaatkan lahan potensial pada daerah pertanian perlu adanya usaha yang pertama kali di lakukan adalah seluk beluk lahan misalnya: tingkat kesuburan tanah, jenis tanah dan struktur tanah. Dengan diketahuinya tekstur (keadaan) lahan tersebut, nantinya akan memudahkan petani dalam mengambil langkah berikut terhadap tingkat produktivitas lahan pertanian yang akan ditanami oleh jenis tanaman. Disini petani Desa Sawahan Trimurti Srandakan Bantul, dalam upayanya melestarikan, peningkatan manfaat lahan secara optimal, penanggulangan dan pemulihan lahan cara yang ditempuh adalah dengan adanya intensifikasi lahan pertanian dengan pemupukan menggunakan bahan-bahan organic. Pemupukan menggunakan bahan organic  ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi tanah maupun lingkungan sekitarnya. Contoh: pupuk kandang, pupuk kompos dan pemanfaatan pupuk hijau yang sering disebut dengan pupuk alam karena dapat memperbaiki tekstur tanah, pH tanah dan ketersediaan unsur hara. Metode lain adalah sistem pengairan atau irigasi agar tanah dan tanaman terpenuhi kebutuhan airnya secara stabil dan tetap terjaga.

0 komentar:

Posting Komentar